Pages

Selasa, 01 Januari 2013

Apa Itu Ekonomi HIjau ?

Tpoik ekonomi hijau kini kian sering diperbincangkan diseminar-seminar,konfrensi maupun perusahaan.
Namun apakah itu ekonomi hijau?

Ekonomi Hijau adalah sebuah rezim ekonomi yang meningkatkan kesejahteraan manusia dan kesetaraan sosial, sekaligus mengurangi risiko lingkungan secara signifikan. Ekonomi Hijau juga berarti perekonomian yang rendah atau tidak menghasilkan emisi karbon dioksida dan polusi lingkungan, hemat sumber daya alam dan berkeadilan sosial.Sedangkan ekonomi hijau ekologis merupakan sebuah model pembangunan ekonomi yang berlandaskan pembangunan berkelanjutan dan pengetahuan ekonomi ekologis.

Ciri ekonomi hijau yang paling membedakan dari rezim ekonomi lainnya adalah penilaian langsung kepada modal alami dan jasa ekologis sebagai nilai ekonomi dan akuntansi biaya di mana biaya yang diwujudkan ke masyarakat dapat ditelusuri kembali dan dihitung sebagai kewajiban, kesatuan yang tidak membahayakan atau mengabaikan aset. Untuk tinjauan umum tentang kebijakan pembangunan lingkungan internasional yang menuju ke laporan Ekonomi Hijau Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP). 

Ekonomi hijau hanya bisa dipraktikkan atas dasar sejumlah kesadaran. Pertama ialah kesadaran bahwa kerusakan lingkungan sudah semakin parah dan membutuhkan rehabilitasi sekarang juga. Berdasarkan hitung-hitungan Ekonom Inggris Sir Nicholas Stern, jika dunia memperbaiki kerusakan lingkungan sekarang, uang yang dibutuhkan hanya 1% dari produk domestik bruto global. Namun, jika ditunda, dunia harus membayar 20% dari PDB global. Kedua ialah kesadaran bahwa kepedulian terhadap lingkungan bisa meningkatkan kesejahteraan ekonomi. Dalam laporannya baru-baru ini, PBB menunjukkan betapa pengurangan emisi bisa memacu pertumbuhan ekonomi.

Lantas apakah yang harus dilakukan agar ekonomi hijau ini terwujud?apakah ekonomi hijau benra benar konsep baru dalam membangun ekonomi?
Ternyata ekonomi hijau sudah ada pada jaman dahulu,ekonomi hijau yang sebenarnya adalah ekonomi syariah.
Kenapa bisa saya berkata demikian?
Simak pembahasannya di artikel berikutnya.



0 komentar:

Posting Komentar