Pages

Rabu, 16 Maret 2011

seni sanjungan untuk Ibu dari Mereka

PUISI UNTUK IBU

ibu engkau lah inspirasi bagi ku ibu.
ibu aku sayang sama ibu.
ibu enkau lah yg telah melahirkan ku.
kau lah yg telah mengurus ku ibu.
ibu aku sayang sama ibu.
ibu ampunilah bila aku bersalahibu.
ibu aku bersujud di telapak kaki mu ibu.
ibu ibu ibu aku sayang sama ibu.
ibu aku sa yang sama ibu.
ibu jika aku punya dosa sama kamu ampunilah dosa ku ibu.
aku cinta sama ibu.
cinta ku sama ibu besar sekali.
ibu aku sayang sama ibu.
ibu aku cinta sama ibu lebih dari yg papu ibu.
ibu ibu ibu maaf kan kesalahan ku ibu, dosa ku ampunilah ibu.
ibu engkau lah yg telah mengurus ku dari kecil hingga dewasa.
KARYA;RIKA.S.M.W.
KLS;5
SDN;BAROS 3
RUMAH;RM.MAMAYU
—————

wanita cahaya syurga

kerlip bintang mampu menghapus putus asa itu….
matahari yang bersinar bisa menutupi kesedihannya…
senyumannya yang menyejukan jiwa, laksana bulan purnama bercahaya terang…
kesendirianku terhampus lembaran kebahagiaan yang dia berikan…
cahayanya bagaikan segumpal cahaya yang mampu menerangi seluruh alam…
tatapan matanya yang bersinar seperti air yang menampakkan wajah cantiknya…
setetes demi setetes air wudhu membasahai raganya…
doa demi doa menyiram hatinya…
ketika sayap-sayapnya terbakar,dia berusaha membuat sayapnya itu utuh!…
kesabarannya setia menemani hariku yang ceria….
dia yang selalu menyalakan cahaya-cahaya yang redup dalam hidupku…
dia selau menaruh sepotong harapannya agar dunia semakin bersyukur dan bersyukur atas nikmat yang Tuhan berikan terutama pada anak-anaknya…
dia yang selalu mengajarkan dunia untuk mngerti kingkungannya terutama pada anak-anaknya…
karena dia adalah wanita cahaya syurga yang selalu membuat kita mngerti apa arti dari saling menghargai dan arti dari saling membahagiakan…
penulis:Aqika Demira Bilqisthy
SMP Islam AL-AZHAR 20
CIANJUR




pahlawan sepanjang masa

masih ku pandang kini senyum indah darinya.
sungguh ku tak ingin lagi melihat tangisanya hanya karena derita.
tiap tetes peluh yang ia alirkan
tiap tetes darah perjuangannya
yang membawaku mengenal dunia fana ini.
takkan pernah ku lupa
hingga akhir nafas ini,
yahh, aku masih mau teru bersamanya
tentunya dalam keadaan berjaya…

IBU

Kau rangkai kata2 hingga menjadi sebuah ungkapan…
Kau buka hati hingga menjadi cerminan kata…
Kata yg trungkap adlh uraian isi ht…
Isi hati yg trsayat sembilu…
Kau lalui hri wlau tnpa rsa bhgia…
Kau rangkuh wktu wlau sdih trasa…
Ibu..apakah rsa tu yg slalu engkau rsakan..??
Ibu..apakah drita mu kan brakhir..??
Ibu..akankah rsa pdih mu brubah mnjadi sang lembayung senja..??
Ibu..ma’af kalau anak mu tak bsa mbuat mu slalu bahagia…

IBU

Kau rangkai kata2 hingga menjadi sebuah ungkapan…
Kau buka hati hingga menjadi cerminan kata…
Kata yg trungkap adlh uraian isi ht…
Isi hati yg trsayat sembilu…
Kau lalui hri wlau tnpa rsa bhgia…
Kau rangkuh wktu wlau sdih trasa…
Ibu..apakah rsa tu yg slalu engkau rsakan..??
Ibu..apakah drita mu kan brakhir..??
Ibu..akankah rsa pdih mu brubah mnjadi sang lembayung senja..??
Ibu..ma’af kalau anak mu tak bsa mbuat mu slalu bahagia…

TERIMA KASIH IBUKU TERSAYANG

IBU…..
kau bagai rembulan di hidupku,bagai matahari yang menyinari pagi dengan kehangatannya,&kau bagaikan bidadari dalam hidupku.
IBU…..
betapa besar pengorbananmu pada anak2-mu,9 bulan kami ada dalam kandunganmu,
hingga kau mengorbankan nyawa saat melahirkan kami ke dunia ini & membesarkan kami dengan kasih sayangmu yang tulus sejernih air yang mengalir disurga.
IBU…..
beribu2 ku ucapkan terima kasih padamu,
walau ucapan terima kasih ku takkan pernah cukup dengan semua pengorbanan dan kasih sayangmu selama ini.
IBU…..
aku berjanji akan menjadi anak yang terbaik bagimu,
TERIMA KASIH IBU

Buat mak

Aku ingat lautan yang pecah dimatamu
sewaktu aku menuju jauh lepas diderit pintu
dan wewangian nafasmu yang menyapu mukaku
pada dendang penghantar kantuk sebelum subuh
aku ingat itu
ada yang tak terserap waktu
kecupan lembut dikeningku
hangatnya sungguh tak lekang dari jiwaku
aku rindu dan rindu
mak…
aku ingin kembali pada purnama yang telah jauh
pada piawai jemarimu yang lembut mengusap rambutku
barang sekejappun aku rela
aku hanya ingin mengulang ritual menyiangi rerumputan dilaman
menyusuri pematang dengan gelak kanak kanakku di pangkuanmu
mak…
rinduku memuncak, sangat…!
padamu…
pada kekasih abadi, hidup dan mati.

Bundaku sayank

Lihatlah kami Bunda
Lihatlah senyum kedamaian Malam ini
Kita meminta penuh harap
Kepadamu ya Rob untuk kau Ridhoi
Kami hadir sepakat merajut angan
Sesuai bersujud ketika matahari kembali keperluan
Masi terasa pelukan do’a di atas sajadah penuh makna
Ma’afkan kami Bunda
Do’aku , do’a bunda yang penuh makna
Yang senantiasa memohonkan ampun
Dosa-dosa kita yang tak pernah berakhir
Do’amu Bunda
Sebagai penyejuk hati yang kadang pecah
Sebagai ujian dan cobaan yan g kadang abis menjebak iman kita
Malam ini mari kita berpetualang mencari ridhonya
Tuk meraih cita dan cintailah Dalam mahliga Surga .

ibu . .

kau yang tlah melahirkan aku di dunia ini . .
kau slalu ada di stiap aku butuh dan aku terjatuh di dalam suatu maslah . .
kau sangat berarti untuk ku . .
maaf kan aku yang slama ini aku selalu menyakiti mu . .
belaian kasih sayang yang kau berikan tak ada yang dapat menggantikan . .
kau selalu memberiku semangat dalam menjalani smua ini . .
kau rela memberikan apa saja yang kau miliki untuk ku . .
kau korban kan sluruh jiwa dan raga mu saat kau melahirkan aku. .
kesabaran mu tiada dua’ny . .
aku sangat menyanyangi mu . .
aku ingin ibu slalu di sisi ku . .
aku gag pengen ibu jauh dari hidup aku . .
I LOVE YOU MOM . .

Ga Butuh Hari Ibu

kemarin, hari ini
dan esokpun tetap dalam darahmu Ibu
tapi dia
aku enggan meyapanya ibu
tak sudi ku memanggilnya bunda
kan putus sebagai mama
terbuang dari umy, apalagi ina’
memahami air mata yang kau rampas
mengenangmu hanya dalam tragedi
bukan menyapa tuk memahat rindu
dan juga bukan mengharap serpihan tangga
meskipun dekat dan nyata
namun jauh dan musnah
bukankah malam merindu pagi
atau rindu takdir nan pasti
ku telah memastikan esok kan menangis
moga air mata kan hadir dalam pelukanmu
meski sekejap nan pasti
menukar angin atau hujan
demi air dan mata
tapi jika tidak!
tak akan kupanggil ina’
dan Ga Butuh Hari Ibu

Harum peluhmu,IBU.

Kurasakan harum peluhmu di pelupuk hati
Dekap pelukmu,damaikan jiwa menapak dunia
Aku tertimang pada dia yg mendendangkan syair kehidupan dalam temaram sang Jagat
Kaulah IBU yg memalaikat jiwa
Aku memahakan setiap denyut pengorbananmu
Di pelupuk mata,hati dan jiwa,ak ingin melihat senyummu,IBU.
Aku merindumt,,,sampai kapanpun.!
Engkaulah ibu yg mengejakan rumus hidup padaku
Tiada akhir bagiku untuk menyayangimu,IBU.
Tentang Anda: facebook :
email :taromm21@gmail.com
tentang anda :

rindu bunda

membuyar,
raut lelah pada senyuman bunda
tertatih
menanti sang buah hati berkelana
mengapa memberat tanya pada senyumnya
dan
waktu jua yang melumat egonya
meski tak merasa dekapnya
senyumnya tlah berkaca
menilai kehadiran buah hatinya yang terluka
kasihnya memang sepanjang masa


SEPENGGAL PESAN UNTUK IBU

Untuk Ibu yang sekarang di Arab saudi-
Saat kau pulang nanti
bunga bunga berbaris rapi
menghafal bau keringatmu
membaca coret baktimu
Saat kau pulang nanti
tak ku biarkan kau sendiri
berhentilah meninggalkan negri
kini ku siap untuk mengganti
saat kau pulang nanti
kan ku buat kau sewangi melati
meski kini kita merasa sepi
namun cintamu abadi
email :: farhan_ganda@yahoo.com
Email Facebook: farhan_ganda@yahoo.com




Ibu

Dari segumpal darah aku d ciptakan
sekelumit kehangatan jiwa
penuh suka cita akan hadirku
sembilan bulan kau mengamdungku
sepenuh jiwa berjuang hanya untukKu
jerit tangis bagai nyanyian kebahagiaan
se0lah tax ada gurat drita d wjhmu
kau aJarkan ku semua..
Tasbihmu terlantun hanya tuk namaku
sujudmu kau curahkan atas namaku
ibu.. Surga yg kau janjikan
bahagia yg kau curahkan
seolah tak kau dengar rengek d mulutku
ibu… Kaulah segalanya untukKu
kaulah hidup terindahku.
email friendster: nay.gadies@yahoo.co.id
Email Facebook: Gadiez_mini@yahoo.com
Tentang anda: Aku kadang orangnya cuex v kadang humoris.. Heuheu




Puisi untuk IBU

Post by suroya "roy" on Sun Mar 15, 2009 7:52 pm
Ibu...
adalah wanita yang telah melahirkanku
merawatku
membesarkanku
mendidikku
hingga diriku telah dewasa

Ibu...
adalah wanita yang selalu siaga tatkala aku dalam buaian
tatkala kaki-kakiku belum kuat untuk berdiri
tatkala perutku terasa lapar dan haus
tatkala kuterbangun di waktu pagi, siang dan malam

Ibu...
adalah wanita yang penuh perhatian
bila aku sakit
bila aku terjatuh
bila aku menangis
bila aku kesepian

Ibu...
telah kupandang wajahmu diwaktu tidur
terdapat sinar yang penuh dengan keridhoan
terdapat sinar yang penuh dengan kesabaran
terdapat sinar yang penuh dengan kasih dan sayang
terdapat sinar kelelahan karena aku

Aku yang selalu merepotkanmu
aku yang selalu menyita perhatianmu
aku yang telah menghabiskan air susumu
aku yang selalu menyusahkanmu hingga muncul tangismu

Ibu...
engkau menangis karena aku
engkau sedih karena aku
engkau menderita karena aku
engkau kurus karena aku
engkau korbankan segalanya untuk aku

Ibu...
jasamu tiada terbalas
jasamu tiada terbeli
jasamu tiada akhir
jasamu tiada tara
jasamu terlukis indah di dalam surga

Ibu...
hanya do'a yang bisa kupersembahkan untukmu
karena jasamu
tiada terbalas

Hanya tangisku sebagai saksi
atas rasa cintaku padamu

Ibu..., I LOVE YOU SO MUCH
juga kepada Ayah...!!!

Puisi Ibu I
Sajak Ibu - Iqbal
Ibu!
Kelunak lembutanmu yang bersih
Merupakan rahmat bagi kami.
Engkau,
Merupakan kekuatan
Dan benteng agama.
Wahai,
Orang yang menghentikan
Penyusuan,
Anak dalam kalangan kami
Berdasarkan tauhid,
Kasih sayangmu memberi nilai
Kemampuan kami, memberi warna
Amal dan fikiran kami.
Wahai, pemangku amanah
Berdasarkan syair nyata,
Di dalam nafasmu
Terletak kehidupan agama
Berhati-hatilah melalui zaman,
Bimbing eratlah anak-anakmu.
~ Iqbal

Puisi Ibu II
Sajak Segalanya Padamu Ibunda~ Dharmawijaya
Masa silam yang terpendam
di suram matamu
merantai badai beban waktu
kutahu
kau masih berupaya
meniduri hamparan duka.
Masa kini yang terukir
di senyum ramahmu
mendepani gementar siang gelisah malam
kutahu
kau adalah ladang segala kesabaran
tegak teguh merimbuni pohon ketabahan.
Masa depan yang terpancar
di nyala dadamu
kutahu
kau tak rela daun-daun harapan
gugur luruh menampar genggaman.
(Dharmawijaya, Dewan Sastera, Oktober, 1979)

Masih ada lagi puisi ibu yang juga memiliki makna yang mendalam. Penyair yang merasa belum banyak membalas jasa ibu yang sudah pergi untuk selamanya. Penyair membiarkan dirinya bernostalgia dengan kenangan bersama ibu.

Puisi Ibu III
Masih Lagi Ibu ~ Khadijah Hashim
Pada kala aku mengenang ibu
masih terasa eratnya pelukanmu
panas air mata membasahi pipi
tempatmu masih terpahat di hati
pasir berpindah pantai masih di situ
waktu berubah kasihku masih padamu.

Kesudahan hidup kematian yang pasti
pemergian yang kutangisi hingga kini
kasih sayangmu menggegar jiwa
ada tugas belum selesai
ada hajat belum tertunai
ada budi belum dibalas
bagai hutang yang belum dilunasi
terlalu banyak yang kuterima
terlalu sedikit yang sempat kuberi
kesalku kemewahan ini tak dapat dibagi.
Nostalgia bersamamu kubiarkan segar
suka duka ingin kulalui bersama
kau cemas membalut lukaku di lutut
terseliuh kaki kau yang mengurut
rajukku sekejap pandai kaumemujuk
kasihmu menemaniku pada saatku dicabar
memilih antara antah dan beras
antara berlian dan kaca
zamrud mutiara di telapak tangan
masih ibu permata hatiku.
KHADIJAH HASHIM
Taman Tun Dr Ismail, Kuala Lumpur


Selembar Puisi Untukmu Ibu

Dentang nafasmu menyeruak hari hingga senja
Tak ada lelah menggores diwajah ayumu
Tak ada sesal kala semua harus kau lalui
Langkah itu terus berjalan untuk kami
Dua bidadari kecilmu...

Desah mimpimu berlari
mengejar bintang
Berharap kami menjadi mutiara terindahmu
Dalam semua peran yang kau mainkan di bumi
Ini peran terbaikmu

Dalam lelah kau rangkai kata bijak untuk kami
Mengurai senyum disetiap perjalanan kami
Mendera doa disetiap detik nafas kami
Ibu... kau berlian dihati kami

Relung hatimu begitu indah
Hingga kami tak sanggup menggapai dalamnya
Derai air matamu menguntai sebuah harap
Di setiap sholat malammu

Ibu...
Kami hanya ingin menjadi sebuah impian untukmu
Membopong semua mimpimu dalam pundak kami

Ibu...
Jangan benci kami
jika kami membuatmu menangis.

KHALIL GIBRAN (1833-1931)

KATA TERINDAH
Kata yang paling indah di bibir umat manusia adalah kata 'Ibu', dan panggilan paling indah adalah 'Ibuku'. Ini adalah kata penuh harapan dan cinta, kata manis dan baik yang keluar dari kedalaman hati.